Lihatlah jam dinding itu
dengan jarumnya yang terus berputar
meninggalkan jiwa-jiwa yang tak sadar
menggilasmu dalam dengkurmu
Lihatlah emas di meja kerjamu
jika tiba masanya turun titik didihnya
mengecil tegangan permukaannya
menguap dengan segera ia
sedangkan dengkurmu masih keras bersuara
Lihatlah jalanmu
semakin mengkerut
dan kau masih terpaku
dalam
dalam tidurmu
Lihatlah kekar tubuhmu
terbungkuk diremuk harimu
kau dengar dengkurmu?
masih saja keras menderu
Lihatlah mentari itu
dengan sinarnya yang mulai meredup
tergeser malam dan kegelapan yang menyertainya
yang akan menyentakmu
hentikan dengkurmu
dan mati
bergeraklah, temukan cahayamu
diamlah, gelap kan setia padamu
Ibrahim Aghil
Jember, 16 Juni 2011
Posting Komentar